LDII dan ormas Islam lainnya bersepakat dengan Kementerian Agama, bahwa 10 Dzulhijah jatu pada 15 Oktober. Artinya pada tanggal itu, seluruh umat Islam di Indonesia melaksanakan Hari Raya Idul Adha.
Pertimbangan yang diambil Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Abdul Djamil adalah beberapa daerah telah melaporkan penampakan di beberapa titik pemantauan rukyat di Indonesia dan pemaparan tim hisab Kemenag sudah sesuai dengan kriteria penetapan awal bulan Hijriah, yakni kriteria Imkanur rukyat dua derajat.
Hasil pengamatan atau rukyat ini memperkuat perhitungan kalender atau hisab yang dilakukan sebelumnya. Tim pemantau hilal LDII Di Pelabuhan Ratu misalnya, melaporkan tinggi hilal hasil perhitungan adalah 3,30 derajat dengan usia 10 jam 12 menit 36 detik. Menurut Abdul Djamil mengatakan hasil rukyat dan hisab ini sudah melampaui kriteria yakni tinggi hilal 2 derajat dan umur bulan 8 jam.
"Atas dasar perhitungan hisab lebih dari 2 derajat sudut elongasi lebih dari 3 derajat dan umur bulan lebih dari 8 jam serta pantauan rukyat yang berhasil melihat hilal, maka kami diputuskan awal Dzulhijah jatuh pada Ahad 6 Oktober 2013 dan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Selasa 15 Oktober 2013," ungkapnya.
Berbeda dengan awal Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal. Jatuhnya Hari Raya Idul Adha pada Selasa 15 Oktober 2013 adalah karena perhitungan Hari Raya Idul Adha jatuh pada 10 Dzulhijah atau sepuluh hari setelah awal Dzulhijah ditetapkan. Penetapan Hari Raya Idul Adha pada 15 Oktober juga disepakati oleh Malaysia, Brunei, dan Singapura.
Sebelumnya Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Mukhtar Ali mengatakan, sesuai perhitungan hisab, Ijtimak jatuh pada sabtu 5 oktober 2013 karena posisi hilal pada 4 derajat. Sedangkan dari pengamatan rukyat, di lokasi rukyat di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara hilal terlihat oleh para saksi yang telah diambil sumpahnya.
Dengan penetapan awal bulan Dzulhijah 1434 H ini, dia mengatakan hasil penetapan Itsbat sudah sesuai dengan ijtimak dari beberapa kalender ormas Islam seperti LDII, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Persis.
Sidang isbat penentuan Hari raya Idul Adha ini dihadiri oleh para ahli astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), melibatkan tim hisab dan rukyat dari masyarakat dan ormas Islam seperti LDII, Nahdlatul Ulama, dan beberapa ormas islam lainnya. LDII mengutus anggota dewan pakar Yurinaldy Msi dan anggota Pendidikan Agama dan Dakwah DPP LDII Dwi Pramono.
Menurut Yurinaldy, LDII tidak hanya sekedar datang memenuhi undangan saja tetapi tetapi ikut peran aktif dalam proses penentuan hilalnya, “LDII menerjunkan satu tim yang ditempatkan di Anyer, Provinsi Banten untuk pengamatan,” ujar Yurinaldy. Ini merupakan tahun kedua LDII diundang dalam penentuan awal Dzulhijah.
Sumber: http://ldii.or.id
No comments:
Post a Comment