Hari Rabu (11/12/13) merupakan moment
penting bagi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia
(LDII) kota Surabaya, pasalnya pengurus DPD LDII kota Surabaya kehadiran
tamu kehormatan dari Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah kota Surabaya.
Silaturrahim ini merupakan tidak lanjut dari pengurus DPD LDII kota
Surabaya yang sebelumnya berkunjung ke kantor PD Muhammadiyah kota
Surabaya. Selain itu, PD Muhammadiyah kota Surabaya akan mengunjungi
beberapa pondok pesantren LDII yang berada di Jawa Timur, diantaranya
Pondok pesantren Wali Barokah Kediri, Bumi Perkemahan Wonosalam jombang
dan Pondok pesantren Gading Mangu Jombang.
Mengawali kunjungannya, rombongan PD Muhammadiyah Surabaya yang dipimpin oleh KH. Abdul Wahid Syukur (Dewan Penasehat)
bersilaturrahim ke kantor DPD LDII kota Surabaya yang bertempat di Jl.
Gayungan VII / 11 Surabaya. Rombongan yang berjumlah 14 orang disambut
baik oleh ketua DPD LDII kota Surabaya, Drs. Ec. H. Mohammad Amien Adhy.
Pukul 08.00 para rombongan PD
Muhammadiyah kota Surabaya didamping oleh ketua DPD LDII kota Surabaya
H. Amien Adhy, Sekretaris H. Didik Eko Putro, ST. Wakil ketua H. Imam
Pujiarto, S.Sos, M.Si dan Bendahara DPW LDII Provinsi Jawa Timur H. Ali
Zuhdi, SH berangkat menuju pondok pesantren Wali barokah Kediri.
Perjalanan 3 jam, rombongan PD
Muhammadiyah kota Surabaya akhirnya sampai di Pondok pesantren Wali
barokah Kediri. Kehadiran rombongan di sambut oleh ketua pondok KH.
Soenarto, M.Si beserta pengurus Pondok pesantren Wali barokah yang lain.
Di ruangan Wisma Tentram, Pengurus PD
Muhammad Surabaya dan Pengurus Pondok pesantren Wali Barokah duduk
bersama satu meja berhadap-hadapan sambil mencicipi hidangan yang
disediakan. H. Soenarto, M.Si dihadapan tamu rombongan memaparkan
sejarah awal berdirinya pondok pesantren Wali Barokah, visi misi, sistem
belajar (kurikulum) dan sekaligus management di pondok pesantren yang
memiliki 1.250 putra dan 1.750 santri putri ini.
Didalam pemaparannya, H. Soenarto, M.Si
mengatakan LDII ingin belajar banyak dari muhammadiyah terutama di
bidang pendidikan dan amal usaha di masyarakat, diantaranya rumah sakit
dan panti asuhan yang ada dimana-mana. “Muhammadiyah kami anggap seperti
saudara tua kami, mengingat Muhammadiyah sudah ada sejak 1912. Sangat
memotivasi kita untuk senantiasa belajar mengelolah management
pendidikan,” ujar H. Soenarto, M.Si
Setelah melaksanakan sholat dzuhur, PD Muhammadiyah kota Surabaya menuju
ke perpustakaan pondok pesantren Wali Barokah. Terlihat berbagai Hadits
Kutubu sitta dan tafsir tertata rapi di dalam perpustakaan.
Perpustakaan pondok pesantren Wali Barokah merupakan perpustakaan Islam
berbasis digital yang memiliki ribuan judul kitab baik dalam bentuk
fisik dan buku elektronik (Maktabah Syamilah) dan di resmikan oleh Menteri Agama Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si pada tahun 2011.
Perjalanan dilanjut, 4 mobil panther beriring-iringan
menuju perkemahan CAI (Cinta Alam Indonesia) yang bertempat di
Kosambiwojo Wonosalam, Jombang. Perjalanan memakan waktu 2 jam dengan
melewati bukit-bukit. Meskipun kondisi hujan rombongan tetap menikmati
pemandangan sepanjang perjalanan.
Perkemahan CAI merupakan agenda tahunan
LDII dengan kegiatan diklat kader pemuda salah satu wujud LDII dalam
pembinaan generasi muda. Adapun pesertanya bisa mencapai 1.000 pemuda
dari seluruh Indonesia.
Sesampainya dilokasi camping CAI, para
rombongan disajikan berbagai macam hasil perkebunan sendiri,
diantaranya buah duren, manggis dan salak. Para rombongan terlihat lahap
menikmati sajiannya. Sambil menikmati suasana pegunungan, rasa capek
pun hilang ketika para rombongan menceritakan tentang perjalanannya
menuju ke camping CAI Wonosalam.
Tidak terasa hari semakin gelap,
rombongan melanjutkan perjalanan terakhirnya ke Pondok pesantren Gading
Mangu Perak, Jombang. Dari kejauhan Masjid Luhur Nur Hasan Gading Mangu
tampak megah dengan 5 menaranya yang dihiasi pantulan cahaya lampu
Di pondok pesantren Gading Mangu,
rombongan disambut baik oleh ketua DPD LDII kabupaten Jombang H. Didik
Tondo Susilo didampingi pengurus Pondok pesantren Gading Mangu.
Dihadapan rombongan PD Muhammadiyah kota Surabaya H. Didik Tondo
memaparkan sekilas sejarah pondok pesantren Gading Mangu.
Disamping mendidik generasi muda menjadi
mubaligh-mubalighot yang menguasai Al Qur’an dan Al Hadits, Pondok
pesantren Gading Mangu sekaligus membina santrinya agar mempunyai
intelektalitas yang tinggi. Karena pondok pesantren ini ditunjang dengan
sekolah umum tingkat SMP, SMA dan SMK dibawah pengelolaan Yayasan Budi
Utomo.
Setelah mengelilingi pondok pesantren
LDII yang berada di Jawa Timur PD Muhammadiyah sangat terkesan. “Setelah
saya mengunjungi masjid-masjid LDII, sampai-sampai saya ngintip (coba
masjid ini di pel apa tidak, isunya kok macam-macam dan sebagainya).
Alhamdulillah masjidnya tidak di pel,” ungkap H. Khoirul Anwar salah
satu pengurus PD Muhammadiyah kota Surabaya.
“Selama Al Qur’annya sama, Agamanya sama, Nabinya sama, berarti kita dulur (saudara, red). Apa yang diajarkan? Tafsir Al Qur’an, diajarkan apalagi? Diajarkan kitab Fiqih,
Nahwu Shoruf dan sebagainya, saya yakin orang-orang yang selama ini
yang menganggap LDII negatif bisa terjawab. Ringkas cerita orang-orang
yang sukanya mencaci berarti orang tersebut tidak mengaji,” imbuhnya.
Mendengar pernyataan tersebut LDII menyambutnya dengan baik. “ini luar biasa, berarti kita ini sudah seduluran,
sedulur dengan seduluran maknanya berbeda. Sedulur kita maknai saudara,
kalau seduluran kita maknai lebih dari saudara. Walaupun baru 1 menit,
30 menit sampai 1 jam bertemu kayaknya sudah bersaudara dan bersahabat
sudah lama,” sambut H. Didik Tondo.
Setelah 2 jam, rangkaian kunjungan PD
Muhammadiyah berakhir. Rombongan bertolak ke Surabaya. Mudah-mudahan
tali persaudaraan kita bertambah, tidak hanya diantara kita saja, akan
tetapi seluruh umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya umat Islam di
berada di kota Surabaya dan kabupaten Jombang ini bisa terjalin lebih
erat lagi. Amiin.
# Sumber: http://ldiisurabaya.org/
No comments:
Post a Comment