Islamic State of Iraq and Syria
(ISIS) atau Islamic State (IS) dianggap Negara Barat dan beberapa negara Timur
Tengah sebagai ancaman perdamaian global, pengaruhnya mulai berdenting hingga
Indonesia. Sebagian besar umat Islam Indonesia menolak, tak terkecuali MUI dan
LDII.
Jakarta (20/9). Pertemuan antara
Ketua Umum DPP LDII Prof DR Abdullah Syam M.Sc dengan Duta Besar Singapura Anil
Kumar Nayaruntuk pada 10 September meneguhkan komitmen LDII, bahwa ideologi
ISIS/IS tak sesuai dengan kondisi masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
Dalam pertemuan silaturahim atas undangan Kedutaan Besar (Kedubes) Singapura
tersebut, Abdullah Syam menekankan Pancasila telah menjamin kebebasan
menjalankan ibadah bagi umat Islam dan umat agama lain, sehingga tercipta suatu
harmoni yang menyatukan umat manusia.
“Bagi LDII Indonesia bukanlah negara
agama Islam, meskipun mayoritasnya berpenduduk Islam. Agama menjadi nilai
penting dalam menjalankan roda pemerintahan dan hubungan negara dan masyarakat.
Ini menjadi tugas umat Islam agar nilai-nilai Islam yang universal menjadi
rahmat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Abdullah Syam. Dalam
pertemuan itu Abdullah Syam didampingi pengurus harian DPP LDII di antaranya
Prasetyo Soenaryo, Sidik Waskito, dan Dody Taufik Wijaya.
Dalam kesempatan itu Abdullah Syam
memaparkan bahwa LDII adalah organisasi inklusif yang menerima siapa saja yang
ingin menimba ilmu, baik di pesantren-pesantren yang dikelola LDII maupun
majelis taqlim. “Murid kami berasal dari seluruh Asia Tenggara, mereka belajar
di berbagai pesantren yang dikelola LDII,” ujar Abdullah Syam. LDII juga
membuka diri untuk bekerja sama dengan Kedubes Singapura, di bidang
penghijauan, pemberdayaan rakyat di bidang ekonomi, pelatihan, budaya, ataupun
deradikalisasi paham agama.
Wujud tekad LDII untuk mencegah
penyebaran paham ISIS/IS adalah dengan bergabung bersama Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dan dan Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) yang merupakan gabungan dari
organisasi masyarakat Islam di Indonesia, untuk menolak gerakan Negara Islam di
Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia. Saat deklarasi menolak ISIS/IS, LDII
mengirim utusan Wakil Sekretaris Umum Hasim Nasution pada 7 Agustus silam.
Dalam pertemuan tersebut Ketua Umum
MUI Muhammad Din Syamsuddin di kantor pusat MUI menilai gerakan ISIS/IS
berpotensi menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. "ISIS sangat
potensial untuk menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam tidak hanya di
dunia tapi juga di Indonesia. Serta gerakan ini akan menggoyahkan sendi-sendi
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan kita terkait dengan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. Maka Forum Ukhuwah Islam tadi
bersepakat untuk menegaskan tekad dari ormas-ormas Islam di Indonesia untuk
menolak ISIS," ujar Din Syamsuddin.
MUI dan FUI menurut Din Syamsuddin
juga sepakat bahwa gerakan ISIS bertentangan dengan prinsip ajaran Islam di
Indonesia yang anti terhadap segala bentuk kekerasan.
"Antisipasi tentang kemungkinan berkembangnya gerakan ini, maka kami sampai pada satu kesimpulan bahwa ISIS ini sangat bertentangan dengan prinsip ajaran Islam. Khususnya yang menekankan kasih sayang, kerukunan dan perdamaian yang disebut dengan Islam Rahmatan lil’Alamin, yang menjadi watak Islam di Indonesia," tegas Din.
"Antisipasi tentang kemungkinan berkembangnya gerakan ini, maka kami sampai pada satu kesimpulan bahwa ISIS ini sangat bertentangan dengan prinsip ajaran Islam. Khususnya yang menekankan kasih sayang, kerukunan dan perdamaian yang disebut dengan Islam Rahmatan lil’Alamin, yang menjadi watak Islam di Indonesia," tegas Din.
Din Syamsuddin menambahkan, gerakan
ISIS identik dengan kelompok-kelompok teror yang didukung oleh kekuatan
eksternal umat Islam. "MUI mengamati dan mencermati bahwa gerakan ini
adalah bagian dan kelanjutan dari gerakan serupa di dunia Islam yang
menampilkan kekerasan bahkan tindakan terorisme yang tidak mustahil bahwa
gerakan ini juga ikut didorong oleh kekuatan-kekuatan eksternal umat
Islam," kata Din.
Menurut Wasekum DPP LDII Hasim
Nasution, sudah saatnya umat Islam di Indonesia bersatu dan tidak terhasut
propaganda ISIS/IS. “LDII bersama umat Islam lainnya menyerukan kepada seluruh
umat Islam untuk tidak terhasut, bahkan terprovokasi ISIS yang berusaha untuk
menjelmakan negara Islam di Indonesia maupun di seluruh dunia, " ujar
Hasim Nasution. Hasim menunjukkan komitmen DPP LDII untuk menolak ISIP diikuti
oleh seluruh warga LDII dan di level organisasi mulai dari pusat, Dewan
Perwakilan Wilayah (provinsi), tingkat Dewan Perwakilan Daerah (kabupaten/kota)
Pengurus Cabang, hiangga Pengurus Anak Cabang.
DPD LDII Gorontalo misalnya, pada 11
Agustus silam mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan ISIS/IS, yang
digelar Pemerintah Provinsi Gorontalo. Acara Rakor tersebut sebagai tindak
lanjut dari Acara yang sama di tingkat Pusat yang telah di ikuti oleh pihak
Kemenag, MUl, Ormas lslam dan Lembaga terkait lainnya.
Rapat yang dipimpin langsung oleh
Sekda Provinsi Gorontalo Prof Dr lr Hj Winarni Monoarfa, MS, diikuti jajaran
TNI dan Polri, akademisi, dan seluruh ormas, termasuk LDII. Utusan DPW LDll
Gorontalo dipimpin langsung oleh Ketua DPW LDII Gorontalo Drs H Syamsudin Ali
dan Wakil Sekretaris Sidin Laya, serta Setiawan. Dalam pertemuan itu seluruh peserta
Sebagian peserta berpendapat setuju
untuk mencegah pengaruh ISIS/IS di Gorontalo, serta tidak menghendaki
keberadaannya. “Namun dengan catatan tidak gegabah menafsirkan bahwa terdapat
kelompok-kelompok atau golongan sesama Islam lainnya, yang ingin menjalankan
agamanya dengan semangat dan sungguh-sungguh lalu dinilai fanatisme kemudian
dianggap sebagai lSlS/IS,” ujar Syamsudin Ali. (LC/Khoir/Riyan/LINES)
No comments:
Post a Comment