PENTINGNYA PEMBINAAN GENERASI PENERUS


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah  Azza wa Jalla atas segala nikmatnya terutama niknat hidayah, sehingga kita bisa mengenal, mengetahui dan melaksanakan ibadah yang benar sesuai dengan harapan Allah  ( al – qur’an ) dan Rosulullah ( al – hadits ) dan sampai saat ini kita masih diberi kesempatan untuk menambah pahala.
Berkat keseriusan, kesemangatan dan kegigihan para pendahulu didalam islam serta tentunya atas ridlo dan pertolonganNya Islam dapat berkembang sampai saat ini dan dapat diterima oleh khalayak masyarakat. Bahkan yang tidak kalah pentingnya para pendahulu telah berhasil meletakkan nilai – nilai perjuangan dengan sistem dan mekanisme yang menjadi pijakan untuk menjaga, mengembangkan dan melestarikan Islam ini ilaa yaumil qiyamah.



Perlu disadari bahwa di kalangan Islam, figur – figur yang memiliki tingkat senioritas tinggi dalam keilmuan dan kefaqihan dalam mengantarkan dan mengawal Islam hingga pada kondisi seperti ini rata – rata telah lanjut usia. Oleh sebab itu pembinaan generasi penerus didalam Islam menjadi bagian yang sangat penting untuk diprogramkan, dan harus mendapatkan perhatian khusus, keseriusan dalam pelaksanaannya.
Dalam menyukseskan cita – cita luhur itu, maka para generasi penerus sejak usia cabe rawit ( usia dini / anak – anak yang sudah bisa menerima pelajaran ) harus sudah mendapat pembinaan sejak dini yang khusus dalam hal agamanya, sehingga mampu meneruskan keberhasilan dan kesuksesan generasi pendahulunya.

Ada beberapa hal yang menjadi dasar, motivasi dan tujuan pembinaan
1.                  Pelestarian agama islam
2.                  Rekruitmen dan regenerasi
3.                  Anak adalah tambang emas bagi orang tua
4.                  Menyelamatkan anak – anak islam dari fitnah akhir zaman

Baiklah dikesempatan ini akan kami urai satu persatu

1.                                    Pelestarian agama islam

Islam adalah agama yang diterima kebenarannya dan jalan tunggal untuk masuk surga selamat dari neraka. Ini bukannya hasil rekayasa atau fanatisme golongan, tetapi benar – benar berdasarkan dalil – dalil dari al – qur’an dan al – hadits yang tak seorang pun bisa membantah kebenarannya. Firman Allah  yang artinya : “ Sesungguhnya agama yang disisi Allah  adalah agama islam “. Maka kebenaran ini wajib kita wariskan pada anak –anak kita sebagai generasi penerus. Betapa besar kesalahan kita, jika anak –anak kita tidak lagi bisa menetapi agama yang telah dikerjakan oleh pendahulunya hanya karena kelalaian dan teledornya kita.
Karena pada hakekatnya keberhasilan dan apa yang telah kita capai hari ini adalah hasil dari perjuangan masa lampau, sedangkan apa yang akan kita peroleh dimasa mendatang adalah tergantung pada apa yang kita lakukan pada hari ini. Ingatlah pada perkataan yang pernah disampaikan oleh sahabat Salman Al Farisy : “ Tidak henti – hentinya manusia dalam kebaikan, selama generasi tua masih hidup dan generasi muda mau belajar ilmu darinya. Maka ketika generasi tua telah tiada dan  sebelumnya generasi muda belajar ilmu darinya, maka rusaklah manusia “. ( HR. Ad – darimi ) 


2.  Rekruitmen dan regenerasi

Sudah menjadi sunnatulloh, bahwa manusia yang diciptakan olehNya di muka bumi ini akan silih berganti sejak Nabi Adam sampai hari qiamat.
Demikianlah proses alih generasi itu berjalan terus secara alamiah, sesuai dengan mekanismenya, sampai kemudian diutuslah Nabi Muhammad SAW sebagai khotamun nabiyyin  ( penutup nabi ). Maka bersamaan saat itu lahirlah generasi baru ummat penyembah Allah , yaitu ummat Muhammad SAW sebagai khalaif fil ardli.
Alloh telah berfirman yang artinya : “ Kemudian kami jadikan kalian ( Ummat Muhammad ) sebagai generasi pengganti di bumi ini , setelah ( ummat – ummat terdahulu ) agar Kami melihat bagaimana kalian beramal ( untuk mentho’atiNya ) “ ( QS : Yunus : 14 ).
Dan juga ditambah Sabda Rosululloh SAW  yang artinya : “ Tidak henti – hentinya Allah  selalu menanam dalam agama ini tanaman yang Allah  menjadikan mereka sebagai pekerja ( tenaga pejuang ) dalam urusan ketho’atan kepadaNya “. HR. Ibni Majjah
Dalam perkembangannya, setelah mengalami pasang surut, akhirnya samapi jualah Agama Islam ini di bumi persada Nusantara. Ini semua semata berkat pertolongan Allah  atas keseriusan, kesemangatan dan kegigihan para pendahulu didalam islam. Yang kemudian semangat juang itu ditanamkan kepada generasi sekarang dan seterusnya menjadi tanggung jawab generasi sekarang untuk mewariskan kepada generasi yang akan datang.
Seiring dengan perkembangan zaman dan Islam berkembang yang semakin pesat, kegiatan rutin baik ditinjau dari sisi kualitas maupun kuantitas yang semakin tinggi, permasalahan yang ada juga semakin banyak dan beragam maka penggalian potensi untuk mempersiapkan proses Rekruitmen dan Regenerasi dari generasi penerus untuk mendampingi generasi bsekarang maupunmenggantikan generasi terdahulu merupakan kebuTuhan  yang sangat mendesak.
Kita semua tentu berharap bahwa dimasa yang akan mendatang keberadaan kita didalam pelaksannan ibadah kepada Allah  lebih faham, rukun dan kompak, lebih mutawari’ dan zuhud, lebih berpasrah dan tho’at, lebih takut pada dosa dan maksiat dan Islam terus bisa berjalan dengan lancar berkembang dengan pesat. Maka sudah pasti yang harus dimiliki oleh generasi penerus adalah kefahaman agama, akhlaq yang mulia dan thobiat yang baik serta mengenal dan memahami semua aspek perjuangan dalam Islam dan mengikuti perkembangannya agar alih tongkat estafet kepengurusan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan kepentingan dan harapan pendahulunya. 

3.      Anak adalah tambang emas bagi orang tua
Semua orang tua yang berakal sehat tentu berharap kelak anak – anaknya menjadi anak yang shalih dan shalihat serta sukses dalam segala hal baik urusan dunia maupun urusan akhirat. Sebab sudah menjadi harapan dari semua manusia bahwa memiliki anak yang shalih dan shalihat itu menjadi suatu kebanggaan baginya.
Sebagaimana sabda Rosulullah SAW dalam HR. Bin Asakir yang artinya :  Ada Empat hal yang merupakan kebanggaan seseorang, yaitu :
·         Bila mempunyai istri yang shalihah
·         Anak – anaknya baik – baik
·         Teman bergaulnya adalah orang – orang yang shalih dan shalihat
·         Rizqinya ada di negaranya sendiri
Ungkapan bahwa Anak adalah tambang emas bagi orang tua tidaklah berlebihan, sebab anak yang shalih akan mengangkat derajat orang tua baik di dunia maupun akhirat. Sudah menjadi suatu tradisi yang melekat dikalangan masyarakat, bahwa apapun yang dilakukan oleh seorang anak maka selalu ditanyakan, siapakah orang tuanya ? Orang tua pasti merasa bangga manakala anaknya disebut berprestasi baik, dan tanpa disangka nama orang tuanya pun disanjung – sanjung. Apalagi jika orang tua telah meninggal dunia, dengan meninggalkan  anak yang shalih dan shalihat pahala akan terus mengalir dari do’a dan amal baik anaknya.
Berdasarkan sabda rosululloh SAW dalam HR. Abu Dawud yang artinya :  Ketika manusia telah meninggal dunia maka putuslah semua amalnya kecuali 3 perkara yaitu :
·         Shodaqoh jariyyah
·         Ilmu yang bermanfaat
·         Anak yang shalih yang selalu mendo’akannya
Dan juga dalam HR. Ahmad rosululloh SAW bersabda yang artinya : “ Sesungguhnya Allah  mengangkat derajat seorang hamba yang shalih didalam surga, lalu dia berkata seraya keheranan “ Wahai Tuhan ku dari manakah derajat setinggi ini aku peroleh ? Allah  menjawab, Ini disebabkan permohonan ampunan anakmu untukmu “ 

4.      Menyelamatkan anak – anak islam dari fitnah akhir zaman 

Kalau kita mengamati perilaku anak – anak diakhir zaman sungguh sangat memprihatinkan. Kejahatan yang mereka lakukan sungguh sudah jauh dari luar batas kewajaran. Artinya kejahatan dan kemaksiatan yang pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa, kini suadah banyak dilakukan oleh anak – anak bahkan termasuk mereka yang masih dibawah umur. Dari tahun ke tahun keadaan zaman tidak semakin baik namun kejahatan dan kemaksiatan semakin marak dan merajalela. Hal ini sesuai dengan sabda Rosulullah SAW dalam HR. Bukhori yang artinya : “ Bersabarlah, sesungguhnya tidak akan datang suatu zaman, melainkan zaman yang akan datang lebih buruk ( keadaannya ) daripada zaman sebelumnya, sampai kalian berjumpa pada Tuhan  kalian “.
Dengan kecanggihan tekhnologi informasi, jika digunakan secara negatif, cepat atau lambat kerusakan itu juga akan mempengaruhi anak – anak kita. Maka tidak ada  yang mampu menghentikan derasnya arus kemaksiatan itu, dan tidak ada perisai yang bisa membenbtengi anak – anak kita dari hujaman tajamnya fitnah akhir zaman kecuali ilmu dan kefahaman agama. Maka generasi sekarang tidak boleh kalah walau selangkah dengan kegigihan Iblis dan Syetan didalam memperdaya anak cucu Adam termasuk anak – anak kita menuju jurang kehancuran. Dengan kita mengarahkannya ke arah kebaikan dan kemanfaatan.

Sumber: Helmi Subhan

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...