Nama : Risky Rahmadhani
Tempat/tgl lahir : Malang, 6 Januari 1998
Orang Tua : Suwaji-
Tinggi/berat : 153 cm/40 kg
Pendidikan : SMPN 01 Batu kelas VIII
ü
Juara I lari 3 km di (PORKOt) Pekan Olah Raga
Kota Malang
ü
Juara I lari 700 mdi (PORKOT) Pekan Olah Raga
Kota Malang
ü
Juara I lari 800 Meter di (PORKOT) Pekan Olah
Raga Kota Malang
ü
Juara I lari 1500 Meter di (PORKAB) Pekan Olah
Raga Kabupaten Malang
ü
Juara I Lompat jauh di (PORKAB) Pekan Olah Raga
Kabupaten Malang
PRESTASI TINGKAT
PROVINSI JATIM
ü
Medali Emas 1500 dan 3000 Meter pada Jatim
sprint di Blitar 2009
ü
Medali Emas 1500 Meter pada Jatim Sprint di
Sidoarjo 2009
ü
Medali Emas 1500 Meter pada Blitar Open di
Blitar 2010
ü
Medali Perunggu 3000 Meter pada Jatim sprint di
Blitar 2010
ü
Medali Emas 2000 Meter pada (PORDA) Pekan Olah
Raga Daerah di Nganjuk
ü
Medali Perak 1500 Meter pada Jatim Sprint di
Sidoarjo 2010
ü
Medali Perak 1500 Meter pada (PORProv) di Kediri
2011
Ditempa Dengan keterbatasan, Kini Dipinang Banyak Daerah
Sebuah medali putih tergantung di leher Risky. Dia
menunjukkan pada teman-teman sekelasnya dengan raut wajah gembira. Medali
tersebut didapatkan setelah mengalahkan pesaingnya dari berbagai daerah pada
ajang Pekan Olah Raga Propinsi (PORPROV) Jatim yang ke III di Kediri yang berlangsung pada tanggal 15
sampai 22 juli 2011.
Risky Rahmadhani nama lengkapnya adalah siswi kelas VIII
SMPN 01 Batu. Ia menjadi juara 2 cabang
lomba atletik lari 1500 meter untuk sektor putri pada PORPROV Jatim di kediri
yang dikuti 37 kontingen se Jawa Timur ini.
Siswi yang suka membaca buku ini menceritakan perihal hanya
sampai di juara dua, dia mengalami
kehabisan tenaga setelah turun pada nomor 1500 meter padahal itu nomor
andalannya ini dikarenakan pada pagi harinya ikut dalam nomor 5000 meter dan
sorenya masuk dalam final nomor 1500 meter."Saya kehabisan tenaga di nomor
1500 meter karena tadi pagi mengambil nomor 5000 meter," ungkap gadis tiga belas tahun tersebut.
Meski gagal meraih medali Emas tidak membuat Risky menyerah,
demi mewujudkan cita-citanya menjadi atlit yang berprestasi dieven nasional dan internasional,
Risky semakin bersemangat untuk memacu diri guna mengikuti even selanjutnya
yaitu mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi PON remaja.
Pada level nasional, aura prestasi Risky memang belum
bersinar, tetapi namanya tetap diperhitungkan oleh pesaingnya di Provinsi
Jatim.
Tapi siapa sangka Risky - begitu dia akrab di sapa hanya
perempuan dari keluarga dengan penghasilan pas-pasan, ayahnya adalah seorang
pegawai tidak tetap alias sukwan di sebuah SMP negeri di kota Malang, sementara
ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.
Risky bertutur
awalnya saat Sekolah Dasar (SD) suka lari-lari dan bakat alami itu ternyata
terpantau oleh guru olah raganya (saat kelas tiga) dan dibina secara khusus,
dan untuk pertama kalinya mewakili sekolahnya mengikuti lomba lari antar
sekolah dasar dan berhasil menang juara satu yang pertama kalinya.
Selain bakat alamiah, kemampuan lari Risky juga diyakini
berkat kemampuan dan dukungan kuat Risky sendiri maupun orang tuannya, Pak
Suwaji, setiap hari Risky meluangkan waktunya untuk melakukan latihan lari
minimal satu jam di kawasan Panderman dan paying, Kota Batu dikawal ayahnya dengan
membuntuti dari belakang.
Tak hanya itu, dukungan orang tua Risky bahakan mengalahkan
kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Dengan hanya berpendapatan Rp. 500 ribu
perbulan, Suwaji merelakn tidak kurang seperempat pendapatannya untuk memenuhi
kebutuhan asupan gizi dan katahanan fisik anaknya.
Saya rutin menyediakan pisang ambon, telor ayam kampong ,
madu dan sesekali makanan berkadar gizi tinggi untuk menjaga fisik Risky,”aku
suwaji.
Tapi, potensi Risky selama itu kurang mendapat perhatian
guna mendapat pembinaan secara formal melalui pemusatan latihan dari Pemkab Malang,
dia hanya menjadi anggota tidak resmi klub atlit Puma yang juga masuk anggota
PASI Kota Batu.
Meskipun dengan status aggota tidak tetap klub Puma
Prestasinya tidak berhenti di situ, Risky bisa masuk kejuaraan atletik tingkat
kota dengan mengikuti Pekan Olah Raga Kota (PORKOT) Malang dan berhasil menjadi juara satu beberapa
kali.
Kini, selepas lulus SD Risky menjadi anggota resmi klub atletik Puma yang juga anggota
PASI Kota Batu. Dan melajutkan sekolah di SMPN 01 Batu ini dilakukan karena
perhatian Pemkot Batu atas prestasinya yang bagus, seperti sudah mendapatkan
dana intensif dan mendapatkan bonus sehabis menjuari suatu perlombaan juga dukungan
dana dari salah satu warga LDII di Batu. Disamping itu Risky juga bisa latihan
secara intensif seminggu tiga kali dengan dibimbing seorang pelatih dengan
sarana latihan yang memadai.
Satu hal yang masih menjadi keinginan Risky dan keluarganya
yang belum terwujud adalah bantuan berupa beasiswa dari Pemkot Batu. Semoga kondisi
semacam itu bias disikapi secara arif oleh pihak Pemkot Batu.(YN)
No comments:
Post a Comment