Ketua Komisi Dakwah dan Luar Negeri
MUI Kota Medan Al-Ustadz KH Zulfiqar Hajar Lc menegaskan, keberadaan Lembaga
Dakwah Islam Indonesia (LDII) sangat berbeda dengan aliran Ahmadiyah.
"Kalau Ahmadiyah nyata-nyata
merupakan ajaran sesat-menyesatkan dan harus 'diamputasi'. Sedangkan LDII jika
disebutkan sebagai aliran sesat harus dibuktikan dahulu di lapangan, bukan
melalui tuduhan dan tudingan," katanya ketika menerima kunjungan silaturahmi
pengurus DPP LDII dipimpin Ketuanya Ir H Chriswanto Santoso MSc di kediamannya
Majlis Ta'lim Jabal Noor Jalan Ngalengko No 13 Medan, Minggu (24/4).
Turut mendampingi Ketua DPP LDII
unsur pengurus lainnya, yakni Ir Prasetyo Sunaryo MT dan Rio Sidauruk. Sedangkan
dari LDII Sumut Ketua dan Wakil Ketua H Selamat SH dan Ir Darsono serta Wanhat
Karsono. Sementara dari LDII Medan terdiri atas Ketua Ir H Agus Purwanto, Wakil
Ketua H Abdullah Mubarak, Sekretaris Sofyan ST dan Bendahara Ilham. KH Zulfiqar
Hajar didampingi Humas Drs HA Ramadhan Lubis.
Menurutnya, pada awalnya dia menduga
LDII merupakan aliran sesat, karena mendapatkan informasi, jamaah LDII
"mensamak" bekas kaki orang di luar LDII yang salat di masjid mereka
serta tidak bersedia menjadi makmum kepada orang di luar LDII. Jika terpaksa
bermakmum, maka mereka mengulangi salatnya.
Tapi, lanjut KH Zulfiqar Hajar,
setelah melihat langsung di lapangan, baik di LDII Medan hingga ke Jombang,
Kediri, Bandung dan Jakarta, ternyata hal-hal yang dituduhkan itu tidak benar
sama sekali, karena jamaah LDII masih tetap berpegang teguh kepada Alquran dan
Sunnah Rasulullah SAW. Artinya, LDII masih dalam ajaran Islam yang sesungguhnya
(hadza dinul Islam).
Ditambahkannya, LDII akan mudah
diterima masyarakat dan tidak akan dipermasalahkan lagi oleh pihak lain jika 9
poin pernyataan Ketua dan Sekretaris LDII Sumut H Selamat SH dan H Martono Spd
MM pada tanggal 15 Februari 2007 di hadapan sejumlah pengurus MUI Sumut di
antaranya LDII tidak menganggap muslim di luar kelompoknya kafir dan najis
serta LDII terbuka dan mengakui kitab-kitab muktabarah di kalangan Ahli Sunnah,
dapat dilaksanakan.
Silaturahmi
Sementara itu, Ketua DPP LDII H
Chriswanto Santoso mengatakan, tujuan kunjungan silaturahmi ke Sumut, khusus ke
kediaman KH Zulfiqar Hajar untuk bersilaturahmi serta mendapatkan nasihat dan
masukan agar keberadaan LDII tidak lagi dituding sebagai aliran sesat serta
mengkonsolidasikan agar tidak berdampak negatif berbagai tuduhan tersebut.
Standar yang dibuat LDII, lanjutnya,
adalah "ta'arruf" (saling berkenalan), "tafahhum" (saling
memahami) dan "ta'awwun" (saling menolong) dalam kebaikan.
"Selama ini umat Islam selalu
diisukan dengan hal-hal yang jelek dan negatif saja. Misalnya, sebagai teroris,
terlibat kasus Temanggung dan NII yang akhirnya hanya merusak citra Islam. Kita
ingin menetralisir agar umat Islam tidak terus-menerus dideskreditkan,"
ujarnya.
Sedangkan Prasetyo Sunaryo
mengatakan, energi umat Islam jangan sampai terkuras, tetapi umat Islam harus
diarahkan kepada hal-hal positif. Karena itu, jika energi ini dapat dilakukan
antarumat Islam dan Ormas Islam, maka kekuatan itu akan luar biasa.
Rio Sidauruk mengatakan, apa yang
dikatakan KH Zulfiqar Hajar sama seperti Hadits Nabi Muhammad SAW yang
menyatakan :’Sebaik-baik manusia bermanfaat bagi orang lain’. Karena itu, LDII
diharapkan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Ketua LDII H Selamat menyatakan siap
mewujudkan nasihat dan masukan dari KH Zulfiqar Hajar. Bahkan, dalam Musyawarah
Wilayah (Muswil) III LDII Sumut pada 15-16 Mei dia mengundang ulama di Sumut
agar dapat menghadiri acara itu.
Sedangkan Ketua LDII Medan H Agus
Purwanto berterimakasih kepada KH Zulfiqar Hajar yang bersedia menjembatani
serta memiliki kepedulian memperkenalkan LDII kepada umat Islam, karena ada kesan
seolah-olah LDII satu organisasi eksklusif.
"Saya sangat terkesan dengan
Al-Ustadz KH Zulfiqar Hajar. Karena, cobaan yang dialami LDII dijawabnya dengan
hikmah. Sehingga, umat Islam mau memahami keberadaan LDII, khususnya di
Medan," sebutnya. (hers/rel)
Sumber: www.analisadaily.com
No comments:
Post a Comment